Pagi itu, saya berdua si sulung berencana pergi ke Toys"R"Us. Saya pengen banget beliin dia kursi kecil, seperti yang biasa dipakai anak-anak Jepang. Tujuan utamanya saya mau ngajarin si suung makan sendiri dengan tertib. Enggak pake jalan-jalan.
Dari apato kami naik sepeda. Si sulung dibonceng di depan lengkap dengan atribut pakaian musim dinginnya. Belum dingin-dingin banget, sih...
Sambil menelusuri jalan yang biasa kami lewati (lumayan jauh) si sulung bernyanyi-nyanyi kecil. Suaranya terdengar samar-samar sampai belakang. Akhirnya kami sampai di depan pintu Toys"R"Us.
Kami masuk lewat pintu utama... langsung ke tempat tujuan tanpa larak-lirik rak kanan-kiri... Hihi... takut kepincut pernak-pernik yang lucu-lucu. Maklum ibu-ibu...
Di rak kursi pilah-pilih lumayan lama. Cari yang cocok. Cocok bentuk dan warnanya, cocok pula harganya, hahaha... Harganya muahall-muahall. Bentuknya keren-keren.
Setelah pilih sana-sini, akhirnya dapatlah kursi yang sesuai. Nah, setelah transaksi selesai, muncul pertanyaan, gimana caranya membawa kursi itu dengan sepeda? Hahaha... ribet, ribet, dah! Pokoknya yang penting kursi bisa sampai rumah. Akhirnya si kursi saya masukkan ke keranjang sepeda. Untung pelataran sepeda di Jepang mulus-mulus, jadi sepeda bisa melaju stabil. Yang repot ketika harus menyebrang, takut kursinya jatuh. Alhamdulillah selamat sampai rumah.
Sambil menelusuri jalan yang biasa kami lewati (lumayan jauh) si sulung bernyanyi-nyanyi kecil. Suaranya terdengar samar-samar sampai belakang. Akhirnya kami sampai di depan pintu Toys"R"Us.
Kami masuk lewat pintu utama... langsung ke tempat tujuan tanpa larak-lirik rak kanan-kiri... Hihi... takut kepincut pernak-pernik yang lucu-lucu. Maklum ibu-ibu...
Di rak kursi pilah-pilih lumayan lama. Cari yang cocok. Cocok bentuk dan warnanya, cocok pula harganya, hahaha... Harganya muahall-muahall. Bentuknya keren-keren.
Setelah pilih sana-sini, akhirnya dapatlah kursi yang sesuai. Nah, setelah transaksi selesai, muncul pertanyaan, gimana caranya membawa kursi itu dengan sepeda? Hahaha... ribet, ribet, dah! Pokoknya yang penting kursi bisa sampai rumah. Akhirnya si kursi saya masukkan ke keranjang sepeda. Untung pelataran sepeda di Jepang mulus-mulus, jadi sepeda bisa melaju stabil. Yang repot ketika harus menyebrang, takut kursinya jatuh. Alhamdulillah selamat sampai rumah.
Nah, sampai di rumah, apa yang terjadi?
Karena si kursi kalau didudukin berbunyi, si sulung senang banget. Bukannya duduk dengan tertib, eh malah dijadikan mainan, diinjak-injak biar bunyi. Hahaha... Tapi, enggak masalah yang penting si sulung bisa belajar makan dengan tertib.
Karena si kursi kalau didudukin berbunyi, si sulung senang banget. Bukannya duduk dengan tertib, eh malah dijadikan mainan, diinjak-injak biar bunyi. Hahaha... Tapi, enggak masalah yang penting si sulung bisa belajar makan dengan tertib.
Pulang ke Indonesia kursi itu kami bawa. Sekarang si sulung sudah SMP, kursi itu masih ada.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar